Beijing : Para perokok yang 'senang' meroko di tempat umum, sebaiknya
berpikir seribu kali. Rokok yang dihisapnya tak hanya merugikan dirinya
sendiri, tapi orang sekitarnya yang menjadi perokok pasif terkena
dampaknya. Penelitian terbaru menunjukkan menjadi perokok pasif bisa
meningkatkan risiko mengalami demensia parah.
Demensia merupakan penurunan fungsional yang disebabkan oleh kelainan
yang terjadi pada otak. Orang yang terkena demensia biasanya sering
tidak dapat berpikir dengan baik dan berakibat tidak dapat beraktivitas
dengan baik. Penderitanya lambat laun kehilangan kemampuan untuk
menyelesaikan permasalahan dan perlahan menjadi emosional, sering kali
menjadi tidak terkendali.
Penelitian itu menjadi yang pertama kalinya menemukan hubungan antara perokok pasif dan penyakit neurologis.
Selama ini perokok pasif selalu dikaitkan dengan risiko mengalami
penyakit kardiovaskular dan pernapasan serius, termasuk penyakit jantung
koroner dan kanker paru-paru.
Namun, belum ada yang menjelaskan dengan pasti kalau perokok pasif juga
berisiko mengalami demensia, terutama karena kurangnya penelitian.
Dan dengan studi yang dilakukan para ilmuwan dari Anhui Medical
Universitydi Cina dan King's College London, hubungan antara demensia
dan perokok pasif ditemukan.
Para peneliti mempelajari hampir 6.000 orang-orang yang berusia di atas 60 orang dari lima provinsi di Cina.
Tim menilai peserta yang mengalami sindrom demensia parah antara tahun
2001 hingga 2003 dan juga pada tahun 2007 dan 2008 yang merupakan
perokok pasif.
Peneliti menemukan, 10 persen dari kelompok yang mengalami sindrom
demensia berat. Ini berhubungan dengan tingkat paparan dan durasi
menjadi perokok pasif.
Hubungan dengan sindrom demensia itu ditemukan pada orang yang tidak
pernah merokok dan yang pada saat ini merokok, serta mantan perokok.
Pemimpin studi Dr Ruoling Chen, dari King's College, mengatakan, perokok
pasif harus mempertimbangkan faktor penting risiko untuk sindrom
demensia berat.
"Menghindari paparan ETS (lingkungan perokok tembakau), dapat mengurangi
risiko sindrom demensia berat," katanya seperti dikutip Dailymail,
Jumat (11/1/2013).
Cina merupakan konsumen terbesar tembakau di dunia, dengan jumlah
perokok sebanyak 350 juta. Sejak 2006, pemerintah Cina telah secara
aktif mempromosikan pengenalan lingkungan bebas asap rokok di rumah
sakit, sekolah, transportasi umum, dan tempat umum lainnya. Tetapi
implementasi belum luas.
Data terbaru menunjukkan bahwa prevalensi perokok pasif masih tinggi,
dengan lebih dari setengah orang-orang yang ada di lingkungan asap
tembakau setiap harinya.
Cina juga memiliki jumlah penderita demensia tertinggi di dunia, dengan meningkatnya kasus baru dalam populasi usia.
"Peningkatan risiko sindrom demensia pada mereka yang terpapar asap
rokok pasif, mirip dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner".
"Sekarang kita tahu, sekitar 90 persen dari populasi dunia tinggal di negara-negara tanpa area umum bebas rokok".
"Seringnya kampanye melawan eksposur tembakau di populasi umum akan
membantu menurunkan risiko sindrom demensia berat dan mengurangi epidemi
demensia di seluruh dunia".
Studi ini diterbitkan pada Occupational and Environmental Medicine.(MEL/IGW)
Sumber : Detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar