Jakarta, Mengajarkan sesuatu pada anak, khususnya umur
1-6 tahun tidak cukup hanya lewat kata-kata maupun diberi contoh.
Disuruh melakukan sendiri akan lebih cepat paham, karena 60 persen
ingatan anak berasal dari apa yang dilakukannya sendiri.
Seorang
psikolog pendidikan anak usia dini, Novita Tandry, M.Psi mengatakan
bahwa porsi ingatan paling besar pada anak-anak terbentuk dari perbuatan
(60%). Mendengarkan hanya membentuk 30 persen ingatan, sedangkan
melihat hanya membentuk 40 persen.
"Yang paling bagus tentunya
kalau ketiganya digabungkan. Mendengar, melihat sekaligus melakukannya
sendiri akan membentuk 90 persen ingatan anak," kata Novita dalam
peresmian SGM Prestasi Center di Jl Puri Mutiara No 72, Cilandak, Selasa
(1/5/2012).
Oleh karena itu, pendampingan anak usia dini juga
harus melibatkan stimulasi fisik untuk membantu perkembangan motorik
halus dan kasar. Dengan melibatkan diri secara aktif, anak-anak tidak
akan tumbuh menjadi nerd atau kutu buku yang tahunya hanya mendengar dan
melihat.
Terlebih lagi, anak-anak pada usia tersebut biasanya
sangat senang diajak bermain. Memperkenalkannya dengan aktivitas fisik
sejak usia tersebut tidak hanya baik untuk perkembagnan psikologisnya,
tetapi juga untuk fisik karena jadi terbiasa olahraga.
Rangsang
atau stimulasi fisik juga tidak terbatas pada aktivitas fisik saja,
melainkan termasuk juga sentuhan fisik. Sejak masih bayi,
pijatan-pijatan lembut sudah termasuk stimulasi fisik yang sangat
bermangfaat bagi pertumbuhan mental anak di kemudian hari.
"Kalau
ada orang dewasa yang tidak romatis, tidak pernah memberi bunga pada
pasangannya itu pasti waktu kecil kurang mendapat sentuhan. Makin sering
diajak bersentuhan, anak-anak akan membentuk empati saat tumbuh
dewasa," kata Novita yang merupakan lulusan University of New South Wales Australia.
Sumber : DetikHealth
Tidak ada komentar:
Posting Komentar