Rabu, 12 Desember 2012

Cairan Katuban, Kurang?

CAIRAN ketuban atau cairan amnion adalah cairan yang memenuhi rahim. Cairan ini ditampung di dalam kantung amnion yang disebut kantung ketuban atau kantung janin. Cairan ketuban diproduksi oleh sel-sel trofoblas, kemudian akan bertambah dengan produksi cairan janin, yaitu air seni janin. Sejak usia kehamilan 12 minggu, janin mulai minum air ketuban dan mengeluarkannya kembali dalam bentuk air seni.

Fungsi cairan ketuban yaitu sebagai bantalan atau pelindung yang menjaga janin terhadap benturan dari luar. Cairan ketuban juga memungkinkan janin leluasa bergerak sekaligus tumbuh bebas ke segala arah. Selain itu sebagai benteng terhadap kuman dari luar tubuh ibu dan menjaga kestabilan suhu tubuh janin. Air ketuban juga merupakan alat bantu diagnostik dokter pada pemeriksaan amniosentesis.
Cairan ketuban ini sudah diproduksi sejak awal mula kehamilan. Namun permasalahan seputar air ketuban ini biasanya muncul di trisemester ketiga. Beberapa penyebab abnormalitas air ketuban (bisa air ketuban kurang atau lebih) antara lain:
- Pada kehamilan lewat bulan, kekurangan air ketuban juga sering terjadi karena ukuran tubuh janin semakin besar.
- Produksi air seni janin berlebihan.
- Kelainan pada janin yang menyebabkan cairan ketuban menumpuk, seperti hidrosefalus, atresia saluran cerna, kelainan ginjal dan saluran kencing kongenital.
- Ada sumbatan/penyempitan saluran cerna pada janin sehingga ia tak bisa menelan air ketuban. Alhasil, volume air ketuban meningkat drastis.
- Kehamilan kembar, karena ada dua janin yang menghasilkan air seni.
- Ada proses infeksi.
- Ada hambatan pertumbuhan atau cacat yang berhubungan dengan sistem saraf pusat sehingga fungsi menelan janin mengalami kelumpuhan.
- Ibu hamil menderita diabetes yang tidak terkontrol.
- Ketidakcocokan Rhesus. Ini biasanya terjadi pada perkawinan antara orang Asia dengan Eropa atau Anglo Saxon.
- Faktor luar seperti pemijatan yang dilakukan bukan oleh ahlinya.
Untuk cairan ketuban yang kurang, biasanya memunculkan keluhan antara lain rembesan cairan ketuban yang mirip seperti keputihan. Cairan ini biasanya keleuar berlebih dan terus menerus, berbau agak anyir, warnanya jernih dan tidak kental. Gerakan janin juga terasa jadi lebih keras dan menimbulkan nyeri berlebih.
Sementara itu untuk kasus cairan ketuban yang berlebih, ibu biasanya merasa kandungannya cepat sekali membesar. Pada kasus hidramnion ekstrem, pembesaran perut biasanya berlebihan sehingga dinding perut menjadi tipis. Bahkan pembuluh darah di bawah kulit pun terlihat jelas. Lapisan kulit pecah, sehingga tampak guratan-guratan nyata pada permukaan perut. Kalau diukur, pertambahan lingkaran perut terlihat begitu cepat. Begitu juga tinggi rahim.
Cairan ketuban yang berlebih juga menyebabkan peregangan rahim, selain menekan diafragma ibu. Itu semua akan memunculkan keluhan-keluhan serupa dengan kehamilan kembar, diantaranya sesak napas/gangguan pernapasan yang berat, pertambahan berat badan berlebih dan bengkak di sekujur tubuh. Keluhan-keluhan tersebut ujung-ujungnya akan memicu terjadinya hipertensi dalam kehamilan yang mungkin harus diakhiri dengan persalinan prematur. Peregangan atau tekanan yang kuat pada dinding rahim juga dapat memicu terjadinya kontraksi sebelum waktunya. Disamping itu, letak janin umumnya jadi tidak normal. Dengan alat pemeriksa, suara denyut jantung janin terdengar jauh karena letaknya jadi cukup jauh dari permukaan.
Cairan ketuban yang berlebih juga bisa meningkatkan risiko komplikasi persalinan, yaitu perdarahan pascapersalinan. Hidramnion juga amat memungkinkan terjadinya komplikasi plasenta terlepas dari tempat perlekatannya. Belum lagi risiko terjadinya kematian janin dalam kandungan. Yang jelas, kemungkinan ibu menjalani bedah sesar jauh lebih tinggi dibanding kehamilan biasa mengingat letak janin yang tidak normal dan menurunnya tingkat kesejahteraan janin.
Karena itu sangat disarankan bagi para ibu untuk rajin-rajin bertanya kepada dokter mengenai jumlah air ketuban. Terlebih jika umur kandungan sudah tua dan sering mengalami keluhan seperti disebutkan di atas. Pengukuran cairan ketuban biasanya menggunakan parameter AFI (Amniotic Fluid Index). Jumlah normal 1000 cc. Cairan ketuban akan dikatakan kurang bila volumenya lebih sedikit dari 500 cc, dan berlebih jika lebih dari 1000 cc. Hal ini diketahui dari hasil pemeriksaan USG.
Biasanya setelah ditemukan kasus abnormalitas air ketuban, ibu diberikan beberapa resep seperti peredam kontraksi, penyedotan air ketuban atau malah injeksi penambahan air ketuban. Namun di bawah ada beberapa tips alami untuk mengatasinya:
1. Menjalani pola hidup sehat. Makan makanan bergizi, tidur cukup dan berolahraga teratur. Semakin tua umur kehamilan memang semakin berat untuk menjalani olahraga. Tapi justru di saat inilah masa penting dimana olahraga mampu meningkatkan tak cuma kebugaran, tapi juga imunitas dan kesiapan ibu dalam persalinan.
2. Minum air putih yang cukup.
3. Konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin C dan air. Seperti apel, jeruk, belimbing, semangka dll.
4. Air kelapa hijau baik untuk kasus air ketuban yang kurang. Ini disebabkan kandungan mineral yang terkandung di dalamnya, mampu diserap cepat oleh tubuh. Jika tidak menemukan air kelapa, bisa diganti dengan minum minuman ion. Namun jika khawatir dengan kandungan bahan pengawetnya, lebih baik pilih buah alami saja.
5. Beberapa dokter ada yang menyarankan untuk makan putih telur.
6. Jika sudah terjadi keluhan, perbanyaklah istirahat.
7. Rajin periksa ke dokter, dan rajin bertanya ke dokter juga bisa menjadi salah satu proses pencegahan.
8. Banyak membaca info kehamilan.
FAKTA:
Air ketuban tidak membuka apalagi mendorong janin keluar. Yang bertugas untuk itu adalah kontraksi rahim. Jadi walaupun ketuban sudah pecah atau kadar airnya tinggal sedikit, pembukaan mulut rahim dan dorongan bayi untuk lahir tetap akan terjadi selama ada kontraksi.Tidak benar kurangnya air ketuban membuat janin tidak bisa lahir normal sehingga mesti dioperasi sesar.
Prinsip utama dan dasar ilmu kedokteran secara universal yaitu “primum non nocere”, artinya “pertama-pertama janganlah melukai”. Jadi, pada kasus air ketuban berlebih pun dimana kemungkinan kecacatan janin tinggi, dokter kandungan akan berpikir dua kali sebelum memilih “melukai ibu” untuk mendapat bayi yang “cacat” dengan kemungkinan hidup kecil. Para dokter akan mengupayakan persalinan per vaginam walaupun mungkin akan sedikit lebih sulit bahkan melalui proses induksi. (dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blacy Smiley - Girl