KONSEP SEKSUALITAS DALAM KEPERAWATAN
PEMBAHASAN
- A. Konsep Seksualitas
Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang sering disebut jenis kelamin yaitu penis untuk laki-laki dan vagina untuk perempuan. Seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi biologis, sosial, perilaku dan kultural. Seksualitas dari dimensi biologis berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal organ reproduksi dan dorongan seksual (BKKBN, 2006).
Seksualitas dari dimensi psikologis erat kaitannya dengan bagaimana menjalankan fungsi sebagai mahluk seksual, identitas peran atau jenis (BKKBN, 2006).
Dari dimensi sosial dilihat pada bagaimana seksualitas muncul dalam hubungan antar manusia, bagaimana pengaruh lingkungan dalam membentuk pandangan tentang seksualitas yang akhirnya membentuk perilaku seks (BKKBN, 2006).
Dimensi perilaku menerjemahkan seksualitas menjadi perilaku seksual, yaitu perilaku yang muncul berkaitan dengan dorongan atau hasrat seksual (BKKBN, 2006).
- B. Sikap Terhadap Kesehatan Seksualitas
- C. Respon Seksual
Empat tahapan siklus respon seksual :
- Kegembiraan
- Plateau
- Orgasme
- Resolusi
- Fase kegembiraan adalah tahap pertama, yang dapat berlangsung dari beberapa menit sampai beberapa jam. Beberapa karakteristik dari fase kegembiraan meliputi:
- Peningkatan ketegangan otot
- Peningkatan denyut jantung
- Perubahan warna kulit
- Aliran darah ke daerah genital
- Mulainya pelumasan Vagina
- Testis membengkak dan skrotum mengencang
- Fase plateau adalah fase yang meluas ke ambang orgasme. Beberapa perubahan yang terjadi dalam fase ini meliputi
- Fase kegembiraan meningkat
- Peningkatan pembengkakan dan perubahan warna vagina
- Klitoris menjadi sangat sensitive
- Testis naik ke dalam skrotum
- Adanya peningkatan dalam tingkat pernapasan, denyut jantung, dan tekanan darah
- Meningkatnya ketegangan otot dan terjadi kejang otot
- Fase orgasme adalah puncak dari siklus respons seksual, dan merupakan fase terpendek, hanya berlangsung beberapa detik. Fase ini memiliki karakteristik seperti berikut:
- Kontraksi otot tak sadar
- Memuncaknya denyut jantung, tekanan darah, dan tingkat pernapasan
- Pada wanita, kontraksi otot vagina menguat dan kontraksi rahim berirama
- Pada pria, kontraksi otot panggul berirama dengan bantuan kekuatan ejakulasi
- Perubahan warna kulit ekstrem dapat terjadi di seluruh tubuh
- Tahap terakhir, yang disebut fase resolusi, adalah ketika tubuh secara perlahan kembali ke tingkat fisiologis normal. Fase resolusi ditandai dengan relaksasi, keintiman,dan seringkali kelelahan. Sering kali perempuan tidak memerlukan fase resolusi sebelum kembali ke aktivitas seksual dan kemudian orgasme, sedangkan laki-laki memerlukan waktu pemulihan sebelum orgasme selanjutnya. Seiring pertambahan usia laki-laki, panjang dari fase refraktori akan sering meningkat.
Disfungsi seksual yang paling umum pada pria adalah ejakulasi dini. Masalah ini terjadi ketika ada pemendekkan fase kegembiraan dan fase plateau. Dalam rangka untuk mencegah ejakulasi dini, seorang pria harus belajar bagaimana memperlambat fase kegembiraan dan fase plateau, yang dapat dicapai hanya dengan teknik yang benar dan latihan.
- D. Kehamilan Dan Seksualitas
Pada wanita yang tidak mengalami muntah atau mual yang serius, maka aktivitas seksual tidak akan terganggu. Bahkan cukup banyak dari mereka yang justru meningkat keinginan seksual serta frekuensi hubungan seksnya karena merasa bahagia telah hamil. Suami-istri senang bersama-sama dan ingin menikmatinya dalam kontak seksual yang sering.
Pada 3 bulan kedua, sekitar 80 persen wanita akan meningkat dorongan seksnya. Selain itu, mual atau muntah sudah hilang. Kesehatan umumnya akan meningkat. Perasaan senang karena hamil. Pada sebagian faktor lain ialah terjadinya pembesaran payudara yang membuat daya tariknya meningkat. Suami akan merasa lebih bergairah melihat istrinya yang payudaranya bertambah besar serta bahagia karena istri telah hamil. Kedua faktor itu membuat suami juga meningkat keinginan seksnya, sehingga pada sebagian besar pasangan kontak seksual akan jauh lebih sering pada periode ini.
Pada 3 bulan ketiga, beban kehamilan itu sudah memberati si Ibu. Banyak wanita yang jadi susah makan. Juga banyak keringat yang membuatnya tidak bersih, sehingga daya tariknya pun menurun. Selain itu pada kehamilan yang mulai tua, akan timbul peningkatan cairan tubuh. Hampir semua badan letih atau bengkak. Air ditahan dalam badan. Akibatnya, cairan vagina juga bertambah. Ada terasa licin yang mengganggu sehingga kontak seksual menjadi kurang memuaskan.
Pada pasangan-pasangan yang saling mencintai akan senang akan kehamilan itu, pertambahan cairan vagina tak akan mengganggu. Tetapi pada orang-orang yang sangat mendambakan kenikmatan seksual, apalagi bila ada konflik suami-istri, maka kondisi itu dapat menjadi biang keladi kekurang puasan sampai pada hubungan seks luar nikah. Bila percekcokan atau hubungan diluar nikah sampai terjadi, maka perlu dicari penyebabnya. Apakah pribadi suami yang mengakibatkan pertambahan cairan vagina sebagai gara-gara atau ada konflik diantara mereka.
Pada sebagian wanita hamil berat, maka kontak seksual dirasakan ancaman terhadap kehamilan. Bila rahim dengan bayi telah mulai menurun kearah vagina, maka penis suami dapat membentur daerah rahim. Stimulasi yang berat ke leher rahim akan membuat seluruh rahim bergerak seolah-seolah mau melahirkan. Bahkan ada yang bisa gugur. Timbul kontraksi rahim yang kuat. Kadang ada darah, ancaman keguguran menjadi kekhawatiran. Karenanya sebagaian wanita menolak melakukan hubungan seksual pada akhir-akhir kehamilan.
Pada kondisi dimana keguguran sering terjadi, maka sepantasnyalah hubungan seks dilakukan dengan berhati-hati. Bila keguguran telah sering terjadi dan kehamilan belum pernah berlangsung selamat, maka sebaiknya 3 bulan pertama dilarang atau berhenti melakukan hubungan seks.
Sesudah 3 bulan pertama lewat, hubungan seks dapat dicoba kembali dengan sangat hati-hati sehingga penis diharapkan tidak membentur daerah rahim. Namun bila terasa sakit atau keluar darah, maka sebaiknya senggama dihentikan. Demikian juga pada akhir-akhir kehamilan. Benturan yang terlalu keras dari penis terutama ke daerah rahim, akan membuat kontraksi rahim sangat kuat seperti akan melahirkan. Ini membuat si Ibu ketakutan dan kesakitan. Dalam keadaan demikian hubungan seks harus dilakukan hati-hati dan jangan sampai didorong kuat-kuat. Dengan demikian penis tidak terlalu jauh masuk ke dalam namun diharapkan keduanya masih bisa mencapai kepuasan.
Tetapi sering justru cara dan sifat suami yang sulit. Ada suami yang sudah terbiasa kuat-kuat dengan harapan istri akan lebih puas padahal justru bahaya jadi mengancam. Kemungkinan juga karena keduanya sudah terangsang tinggi, maka secara otomatis dan tanpa sadar mendorong sekuat-kuatnya. Akibatnya timbul benturan penis dengan leher rahim. Inipun akan mengancam keguguran
- E. Masalah Yang Berhubungan Dengan Seksualitas
- Ketidak-tahuan mengenai Seks
Akibatnya, keingintahuan soal seks didapatkannya dari berbagai media. Untuk itu orang tua hendaknya memberikan pendidikan soal seks kepada anak-anaknya sejak dini. Salah satunya dengan memisahkan anak-anaknya tidur dalam satu kamar setelah berusia sepuluh tahun, sekalipun sama-sama perempuan atau laki-laki. Demikian halnya dengan menghindarkan anak-anaknya mandi bersama keluarga atau juga teman-temannya.
Orang tua harus menjawab jujur ketika anaknya bertanya soal seks. Jawaban-jawaban yang diberikan hendaknya mudah dimengerti dan sesuai dengan usia si anak. Karena itulah, orang tua dituntut membekali dirinya dengan pengetahuan-pengetahuan tentang seks. Terlebih lagi, perubahan fisik dan emosi anak akan terjadi pada usia 13 – 15 tahun pada pria dan 12 – 14 tahun pada wanita. Saat itulah yang dinamakan masa pubertas yaitu masa peralihan dari masa anak-anak menjadi remaja. Pada saat itu pula, mereka mulai tertarik kepada lawan jenisnya.
Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak serta penuh keingintahuan dan petualangan akan hal-hal baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan mereka kelak. Sayangnya, banyak di antara mereka tidak menyadari beberapa pengalaman yang tampaknya menyenangkan justru dapat menjerumuskan. Rasa ingin tahu para remaja kadang-kadang kurang disertai pertimbangan rasional akan akibat lanjut dari suatu perbuatan. Itu pun terjadi akibat kurangnya kontrol orang tua dan minimnya pendidikan seks dari sekolah atau lembaga formal lainnya..
- Kelelahan
- Konflik
- Kebosanan
- F. Seksualitas Dalam Proses Keperawatan
- Pengkajian
katagori :
- Pengkajian
- klien menerima pelayanan kesehatan untuk kehamilan, dll, atau PMS
- klien yang sakit atau dalam mendapat terapi yang kemungkinan dapat mempengaruhi fungsi seksualnya
- klien yang secara jelas mempunyai masalah seksual
- Riwayat Kesehatan Seksual
- pertanyaan masa lalu atau tidak mengetahui apakah klien mempunyai masalah kekhawatiran seksual.
- Pengkajian Fisik
- inspeksi dan palpasi
- Identfkasi klien yang beresiko
- adanya gangguan struktur atau fungsi tubuh akibat trauma, dll
- riwayat pnganiayaan seksual.
- kondisi yang tidak menyenangkan
- terapi medikasi spesifik yang dapat menyenangkan masalah seksual.
- gangguan aktivitas fisik sementara maupun permanen
- konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi dengan aturan religi
- Diagnosa Keperawatan
- Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan (b.d)
- Ketakutan kehamilan
- Efek antihipertensi
- Depresi perpisahan dengan perceraian
- Disfungsi seksual b.d
- cedera medulla spinalis
- penyakit kronis
- nyeri
- ansietas mengenai penempatan di RS
- Gangguan Citra tubuh b.d
- efek masektomi
- disfungsi seksual
- perubahan pasca persalinan
- Ganguan harga diri b.d
- kerentanan yang dirasakan setelah mengalami serangan infrak miokardium
- pola penganiayan ketika masih kecil
- Perencanaan
- mempertahankan, memperbaiki, atau meningkatkan kesehatan seksual
- meningkatkan pengtahuan seksualitas dan kesehatan
- mencegah PMS
- mecegah kehamilan yang tidak diinginkan
- meningkatkan kepuasan terhadap tingkat fungsi seksual
- memperbaiki konsep seksual diri
- Implementasi
- Proses kesehatan seksual
- perawat : keterampilan komuniksi yang baik
- Topik tentang penyuluhan tergantung karakteristik dan faktor yang berhubungn
- Rujukan mungkin diperlukan
- Evaluasi
- Evaluasi tujuan yang telah ditentukan dalam perencanaan
- Klien, pasangan perawat mungkin harus mengubah harapan atau menetapkan jangka waktu yang lebih sesuai untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
- Komunikasi terbuka dan harga diri yang positif dalam artian penting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar